Minggu, 13 Maret 2011

Apa itu "MATI"...???

Mati dalam istilah medis ternyata ada 2 jenis lho....
penasaran mau tau...
neh dia 2 pengertian yang paling padat, jelas n moga2 bisa di fahami...hehe^^

Mati Klinis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt
Terjadi gangguan fungsi
Sifat Reversible

Mati Biologis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt
Terjadi kerusakan sel
Sifat Ireversible

Minggu, 06 Maret 2011

Kenapa kita tidak boleh STRES??

Stres umum terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari...
tetapi tau gak kalo ternyata stres itu banyak menimbulkan efek negatif bagi tubuh bahkan membuat tubuh kita rentan terhadap infeksi??

Stres ternyata mempunyai efek domino dalam sistem endokrin (endocrine system), yaitu sebuah sistem tubuh, berupa kelenjar yang memproduksi dan melepaskan sekresi yang disebut hormon (hormones), langsung ke saluran darah (kelenjar yang lain, seperti kelenjar ludah yang memproduksi air liur). Sistem endokrin yang terdiri dari kelenjar-kelenjar mendistribusikan hormon keseluruh tubuh. Beberapa kelenjar endokrin terlibat dalam menampilkan respons tubuh terhadap stres. Pertama, hipotalamus, suatu struktur kecil di otak, melepas suatu hormon yang menstimulasi kelenjar pituari didekatnya, untuk menghasilkan adrenocorticotrophic hormone (ACTH). ACTH, selanjutnya, menstimulasi kelenjar adrenal yang berlokasi di atas ginjal. Di bawah pengaruh ACTH, lapisan terluar kelenjar adrenal yang disebut korteks adrenal, melepas sekelompok steroid (misalnya, cortisol dan cortisone). Kortikol steroid ini (disebut juga kortikosteroid) merupakan hormon yang mempunyai sejumlah fungsi yang berbeda-beda dalam tubuh. Hormon ini mendorong perlawanan terhadap stres, membantu perkembangan otot dan menyebabkan hati melepaskan gula, yang merupakan tenaga dalam menghadapi stresor yang mengancam. Mereka juga membantu tubuh mempertahankan diri dari reaksi alergi dan peradangan (inflammation).

Cabang simpatis dari susunan saraf otonom (ANS) menstimulasi lapisan dalam dari kelenjar adrenal, disebut: medulla adrenalis, untuk melepas zat kimia yang disebut catechholamines-epinefrina (adrenalin) dan nonepinefrina (nonadrenalin). Zat ini berfungsi sebagai hormon setelah terlepas di dalam aliran darah Nonepinefrina juga diproduksi di sistem saraf dan berfungsi sebagai suatu neurotransmitter. Gabungan epinefrina dan nonepinefrina menggerakkan tubuh menghadapi stresor dengan meningkatkan kerja jantung dan menstimulasi hati untuk melepaskan persediaan gula, menjadi tenaga yang bisa digunakan untuk melindungi diri kita dalam situasi yang mengancam. Hormon-hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal membantu tubuh menyiapkan diri mengatasi stresor atau ancaman. Apabila stresor sudah terlewati, tubuh kembali pada keadaan normal. Selama terjadi stres yang kronis, tubuh terus-menerus memompa keluar hormon-hormon, yang dapat menyebabkan kerusakan pada seluruh tubuh, termasuk menekan kemampuan dari sistem kekebalan tubuh yang melindungi kita dari berbagai infeksi dan penyakit.

Hindari stres sebelum terlambat..!!
Fastabiqul khoirot n tetap Semangat...^^

Partial Rebreating Mask

Apa itu Partial Rebreating mask??
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 35 – 60% dengan aliran 6 – 15 liter/mnt , serta dapat meningkatkan nilai PaCO2. Udara ekspirasi sebagian tercampur dengan udara inspirasi, sesuai dengan aliran O2, kantong akan terisi saat ekspirasi dan hampir menguncup waktu inspirasi. Sebelum dipasang ke pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.

FiO2 estimation :
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
a. 6 : 35 %
b. 8 : 40 – 50 %
c. 10 – 15 : 60 %

Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir

Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, kantong oksigen bisa terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida. Pasien tidak memungkinkan makan minum atau batuk dan menyekap, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel pengikat

Prosedur Tindakan :
a. Atur posisi pasien
b. Menghubungkan selang oksigen pada humidifier
c. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan
d. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan.
e. Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Sesuai dengan aliran O2 kantong akan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi (mencegah kantong terlipat, menjaga kepatenan sungkup, mencegah penumpukan CO2 yang terlalu banyak)
f. Mengikat tali masker O2 dibelakang kepala melewati bagian atas telinga.(menjaga kepatenan sungkup, mencegah iritasi mata)
g. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat (untuk mencegah iritasi kulit)
h. Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam.(observasi terhadap iritasi,muntah,aspirasi akibat terapi, dan menjaga kenyamanan pasien)
i. Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam (menjaga kepatenan alat, mencegah infeksi, meningkatkan kenyamanan)

Semoga Bermanfaat...
Fastabiqul Khoirot n tetap semangat!!!

Selasa, 01 Maret 2011

Lebih Dari Kata "Pemberani"

Kenapa saya memakai kata pemberani dalam posting kali ini?
Apa yang akan kita bahas adalah superhero??
Bukan....Lebih dari superhero malah, melebihi selebriti juga, hampir setiap hari jadi bahan perbincangan hangat...
Di dunia maya, media cetak, elektronik, situs jejaring sosial, bahkan kalangan musisi...
This is it, Nurdin Halid...


Lebih dari sepekan membuat pendemo sibuk menuntut beliau untuk turun, berjam-jam rapat memenuhi undangan komisi X DPR tapi kita pun tak tahu arah masa depan yang dibicarakan akan di bawa kemana, bahkan surat terbuka dari seseorang yang mengaku putri dari beliau yang beredar beberapa hari yang lalu pun laris menjadi perbincangan...
Lalu kabar terhangat yang muncul lagi tentang beliau?
Ini sedikit kutipan saya dari Rimanews.com, semoga semakin membuat kita untuk lebih menyebit belau "si Pemberani"....hehe ^^


Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan akhir-akhir ini dan siap blak-blakan mengenai masalah ini jika ia mendapatkan jaminan perlindungan dari Komisi X DPR. Ia menyampaikan hal tersebut saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi X DPR, Selasa (1/3/2011).

"Saya mohon perlindungan keamanan. Saya ingin blak-blakan dan transparan. Saya dan keluarga saya diancam, dibunuh dan ditembak," ujar Nurdin dengan mata berkaca-kaca.

"Saya akan jelaskan semua siapa menteri yang mengancam saya. Siapa pejabat tinggi yang mengancam saya, asalkan bapak-bapak di sini mau melindungi saya secara hukum," sambung pria yang kerap disapa Puang tersebut.

Nurdin juga membawa dua orang yang disebutnya tahu bagaimana keluarganya di daerah mendapatkan ancaman.

Sayangnya, setelah melalui perundingan, Nurdin tak jadi blak-blakan. Komisi X DPR sepakat hal ini hanya akan dibahas di rapat tertutup karena menyangkut beberapa nama penting.

Hammm....
mana yang benar mana yang salah semakin kabur...
tapi kita tunggu saja apa kabar terangat selanjutnya seputar kisah nyata ini, semoga bukan lagi cerita kabur atau cerita yang dikaburkan...
Hyuga Anna, memberikan lebih dari sekedar berita...

Senin, 28 Februari 2011

Peter Pan, lebih dari sekedar tokoh fantasi...

Pernah melihat laki-laki dengan postur tubuh dewasa tetapi pemikirannya belum matang alias masih seperti anak kecil??
Sebagian dari kita mungkin pernah atau bahkan sering menemukannya...
Apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka??
Sebuah kesengajaan atau lebih pada bentuk kelainan...??

Kita simak berita dari kutipan yang saya dapat dari VIVAvorum...

Laki-laki dewasa yang memiliki pola pikir atau perilaku seperti anak-anak atau pemikiran yang belum matang banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Kondisi ini disebut dengan Sindrom Peter Pan (Peter Pan Syndrome).

Humbelina Robles Ortega, profesor dari Department of Personality, Evaluation and Psychological Treatment di University of Granada memperingatkan bahwa orangtua yang terlalu melindungi anak (overprotective) bisa membuat anaknya mengembangkan Sindrom Peter Pan.

"Kondisi ini biasanya mempengaruhi orang-orang yang sangat tergantung dengan keluarganya sehingga belum mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi hidup," ungkapnya, seperti dikutip dari ScienceDaily.

Sindrom Peter Pan biasanya mempengaruhi orang-orang yang tidak mau atau merasa tidak mampu untuk tumbuh menjadi orang dewasa, jadi meskipun ia sudah dewasa tapi pemikirannya masih seperti anak-anak.

Saat ini Organisasi kesehatan dunia (WHO) belum mengakui Sindrom Peter Pan sebagai bagian dari gangguan psikologis. Meski demikian jumlah orang dewasa yang memiliki perilaku emosional seperti anak-anak jumlahnya terus berkembang di masyarakat barat.

Umumnya ia tidak mampu untuk tumbuh dan mengambil tanggung jawab sebagai orang dewasa serta menikmati dirinya sebagai anak atau remaja bahkan ketika sudah berusia lebih dari 30 tahun.

Orang-orang yang terkena Sindrom Peter Pan melihat dunia orang dewasa sebagai sesuatu yang sangat problematik atau penuh dengan masalah serta sangat menyukai dunia remaja atau anak-anak. Kondisi inilah yang membuat ia lebih senang tinggal di dunia dan pemikiran remaja atau anak-anak.

Sindrom Peter Pan bisa dimiliki oleh laki-laki maupun perempuan, tapi kondisi ini tampaknya lebih banyak mempengaruhi kaum laki-laki.

Beberapa karakteristik yang muncul dari sindrom ini adalah:
1. Ketidakmampuan seseorang untuk mengambil tanggung jawab
2. Tidak mampu melakukan suatu hal sendiri
3. Tidak mampu menempati janji
4. Kurangnya kepercayaan diri
5. Berusaha mencari mitra atau teman yang lebih muda
6. Tidak memiliki rencana tentang masa depan
7. Takut akan kesepian

Robles menuturkan satu-satunya solusi untuk kondisi ini adalah memberikan perlakuan psikologis yang tepat, dalam hal ini tidak terlalu memanjakan anak tapi harus membimbingnya sesuai dengan usianya. Untuk itu solusi yang diberikan tidak hanya terbatas pada orang yang memiliki Sindrome Peter Pan saja, tapi mencakup keluarga atau pasangannya.

Peter Pan adalah cerita dongeng barat yang dikarang oleh Sir James Matthew Barrie. Peter Pan merupakan budak laki-laki yang tidak akan tumbuh besar dan secara ajaib enggan untuk membesar. Ia menghabiskan masa pengembaraan kanak-kanak abadinya dalam sebuah pulau kecil yang bernama Neverland.

Woow, sebuah polemik ya, dikala perkembangan zaman yang semakin tak terkejar...
Semoga solusi diatas bisa bermanfaat ketika kita berhadapan dengan penyandang sindrom Peter Pan... (boleh disebut PeterPaners gak ya??? hehe ^^)

Minggu, 27 Februari 2011

beautifull with Jilbab...


Untuk semua saudaraku muslimah, semoga tetap semangat menggunakan jilbabnya...

Saat ini, jilbab atau kerudung tidak lagi hanya sebagai pelengkap berbusana muslimah, bahkan sudah menjadi satu hal yang bisa menjadi fashion statement Kita, atau untuk menunjukkan gaya personal dan karakter Kita.

Untuk itu padu padan antara kerudung Cantik dan busana harus diperhatikan dengan seksama agar Kita bisa tampil optimal. Berikut ini ada beberapa tips yang bisa Kita jadikan acuan biar bisa terlihat match...

Padu Padan Kerudung dan Busana :

1. Yang pertama tentukan dulu gaya apa yang akan Kita tampilkan, ada beberapa yang bisa Anda coba: gaya casual, klasik, glamor, atau formal?

2. Setelah itu baru perhatikan paduan warnanya. Grouping warna ini bisa sebagai rujukan:
kelompok earth tones: coklat, hijau olive, terakota
Kelompok spicy colors: orange, merah, maroon, gold, tembaga
Kelompok aqua nuance: toska, biru langit, abu terang
Padu padankan warna dalam kelompoknya untuk mendapatkan tampilan harmonis

3. Detail antara kerudung Cantik dan busana jangan dipaksakan untuk sama, supaya lebih mudah, lihat saja gayanya, nah kalau ini sangat dianjurkan untuk dalam gaya yang sama.

4. Ciri gaya casual: detail minimalis, misalnya detail jahit tindas Ciri gaya klasik: tidak terpengaruh trend, bisa dipakai siapa saja dan oleh siapa saja misalnya tunik model lurus dengan detail di leher, atau dengan penempatan aksen di bagian yang sudah biasa seperti garis leher, dan di ujung lengan.

Ciri gaya glamor: berkilau, entah itu bahannya maupun aksennya, misalnya berbordir benang emas Ciri gaya formal: seperti baju-baju untuk ke kantor, paduan blazer dan celana panjang atau rok panjang lurus dari bahan poly-georgette dalam warna-warna basic gelap seperti hitam atau abu tua dan navy

5. Jenis bahan bisa apa saja, dan antara kerudung dan busana tidak harus dari bahan yang sejenis, cukup perhatikan warna dan gayanya saja. Semoga beberapa tips tadi bisa membantu Kita dalam memadu padankan kerudung dan busana dan yang lebih penting bisa mengekspresikan gaya personal Kita. Silahkan dicoba...

Non Rebreating Mask

Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt. Pada prinsipnya udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer melalui satu atau lebih katup, sehingga dalam kantong konsentrasi oksigen menjadi tinggi. Sebelum dipasang ke pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit. Kantong tidak akan pernah kempes dengan total. Perawat harus menjaga agar semua diafragma karet harus pada tempatnya dan tanpa tongkat.

FiO2 estimation :
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
a. 6 : 55 – 60
b. 8 : 60 – 80
c. 10 : 80 – 90
d. 12 – 15 : 90

Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.

Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat, dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan anak-anak.

Prosedur Tindakan :
a. Atur posisi pasien
b. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan.(menjaga kelembaban udara, mencegah iritasi mukosa jalan nafas dan mulut)
c. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan , terapi oksigen dengan sungkup non rebreathing mempunyai efektifitas aliran 6-7 liter/menit dengan konsentrasi O2 (FiO2) 55-90 % (menjaga kepatenan sungkup, menjamin ketepatan dosis)
d. Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. (mencegah kantong terlipat, terputar)
e. Mengikat tali non rebreathing mask dibelakang kepala melewati bagian atas telinga. (mencegah kebocoran sungkup)
f. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat (untuk mencegah iritasi kulit).
g. Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam. (observasi terhadap iritasi,muntah,aspirasi akibat terapi, dan menjaga kenyamanan pasien)
h. Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam (menjaga kepatenan alat, mencegah infeksi, meningkatkan kenyamanan)

Simple Mask

Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah sampai sedang. Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling. Aliran 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%. Masker ini kontra indikasi pada pasien dengan retensi karbondioksida karena akan memperburuk retensi. Aliran O2 tidak boleh kurang dari 5 liter/menit untuk mendorong CO2 keluar dari masker.

FiO2 estimation :
Flows FiO2
a. 5-6 Liter/min : 40 %
b. 6-7 Liter/min : 50 %
c. 7-8 Liter/min : 60 %

Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Menyekap, tidak memungkinkan untuk makan dan batuk. Bisa terjadi aspirasi bila pasien mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat menekan kulit dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita elastik yang dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan dan kenyamanan.

Prosedur Tindakan :
a. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi bila perlu (syarat terapi oksigen adalah jalan nafas harus bebas, jalan nafas yang bebas menjamin aliran oksigen lancar)
b. Atur posisi pasien (meningkatkan kenyamanan dan memudahkan pemasangan)
c. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan 5-8 liter/menit (Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas, menjamin ketepatan dosis, dan mencegah penumpukan CO2 )
d. Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan nyaman jika perlu dengan kain kasa pada daerah yang tertekan ( mencegah kebocoran sungkup, mencegah iritasi kulit akibat tekanan)
e. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.

Nasal Kanul

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal yaitu 24 % - 44 %. Persentase O2 pasti tergantung ventilasi per menit pasien. Pada pemberian oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten, dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut.

FiO2 estimation :
Flows FiO2
a.1 Liter /min : 24 %
b.2 Liter /min : 28 %
c.3 Liter /min : 32 %
d.4 Liter /min : 36 %
e.5 Liter /min : 40 %
f.6 Liter /min : 44 %

Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, murah, disposibel, klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman dan dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut.

Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 - 1.5 cm, tidak dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasal. Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya pemborosan oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput lendir. Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di hidung akibat pemasangan yang terlalu ketat.

Prosedur tindakan :
a. Letakkan ujung kanul ke dalam lubang hidung dan atur lubang kanul yang elastis sampai kanul benar-benar pas menempati hidung dan nyaman bagi klien.(Membuat aliran oksigen langsung masuk ke dalam saluran nafas bagian atas. Klien akan tetap menjaga kanul pada tempatnya apabila kanul tersebut pas kenyamanannya)
b. Hubungkan kanul ke sumber oksigen dan atur kecepatan aliran sesuai yang diprogramkan (1–6 L/mnt.) (Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas)
c. Pertahankan selang oksigen cukup kendur dan sambungkan ke pakaian pasien (Memungkinkan pasien untuk menengokkan kepala tanpa kanul tercabut dan mengurangi tekanan ujung kanul pada hidung)
d. Periksa letak ujung kanul tiap 8 jam dan pertahankan humidifier terisi aqua steril setiap waktu. (Memastikan kepatenan kanul dan aliran oksigen, mencegah inhalasi oksigen tanpa dilembabkan)
e. Observasi hidung, pengeringan mukosa hidung, nyeri sinus, epistaksis dan permukaan superior kedua telinga klien untuk melihat adanya kerusakan kulit. (terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering, nyeri sinus dan epistaksis. Tekanan pada telinga akibat selang kanul atau selang elastis menyebabkan iritasi kulit)
f. Inspeksi klien untuk melihat apakah gejala yang berhubungan dengan hipoksia telah hilang (Mengindikasikan telah ditangani atau telah berkurangnya hipoksia)

Terapi Oksigenasi


Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara normal. Oksigen diperoleh dengan cara menghirup udara bebas dalam setiap kali bernafas. Dengan bernafas setiap sel tubuh menerima oksigen, dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolismenya, oksigen hasil buangannya dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat adalah terapi oksigen (O2).

Secara klinis tujuan utama pemberian oksigen adalah :
1.Untuk memepertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
2.Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah,
3.Untuk menurunkan kerja nafas.
4.Untuk mengurangi kerja jantung.

Sedangkan indikasi dilakukannya terapi oksigen diantaranya :
1.Cyanosis yang disebabkan oleh penyakit jantung dan paru.
2.Gagal nafas akut.
3.Penurunan tekanan oksigen inspirasi.
4.Persediaan oksigen yang tidak adekuat.
5.Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
6.Kerusakan sistem difusi.
7.Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan,
8.Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

Prinsip terapi oksigenasi :
1.Jalan nafas harus bebas.
2.Respon klinis dan Analisa Gas Darah.
3.Perhatikan penyakit dasarnya.
4.FiO2 tergantung pada alat yang digunakan, cara pemberian, pola nafas, dan kerjasma pasien.
5.Low flow dan high flow berbeda dengan low/high concentration.

Metode :
1.Sistem aliran rendah
a)Low flow low concentration
1)Cateter nasal
2)Nasal Canul
b)Low flow high concentration
1)Simple mask
2)Non rebreathing mask
3)Partial rebreathing mask

2.Sistem aliran tinggi
a)High flow low concentration
1)Ventury mask
b)High flow high concentration
1)Head box
2)Sungkup CPAP
3)Jackson Reese.

Terapi oksigen merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien. Pengetahuan perawat yang memadai terhadap proses respirasi dan indikasi serta metode pemberian oksigen merupakan bekal bagi perawat agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal mungkin.